Translate

Mahasiswa KTP Pascasarjana Unnes Juara Internasional di Turki

Ketua Gold Pencil Abdul Arif menunjukkan karyanya yang memenangkan 5th KalDer Bursa International Cartoon Contest, Turkey.
Mahasiswa program studi Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran (KTP) Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES), Abdul Arif tampil sebagai juara kontes kartun internasional di Turki. Arif meraih penghargaan dengan titel "First Prize" dalam lomba bertajuk "5th KalDer Bursa International Cartoon Contest, Turkey".

"Alhamdulillah. Ini penghargaan internasional pertama saya. Ini kejutan bagi saya di awal tahun 2018," katanya, Kamis (15/2/2018).

Arif menjelaskan, lomba kartun internasional KalDer Bursa dibuka sejak 30 Oktober 2017 lalu. Lomba itu mengusung tema "Managing Transformation". Arif mengirim dua buah karya. Informasi dari panitia, ada sebanyak 607 kartun yang masuk ke panitia lomba. Karya tersebut berasal dari 262 kartunis dari 43 negara.

Pada 22 Januari 2018, Kalder Bursa merilis 112 karya yang masuk nominasi. Karya tersebut telah melewati penjurian awal. Satu karya Arif masuk dalam daftar nominasi tersebut. Karya tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai pemenang setelah penjurian akhir pada 9 Februari 2018.

Pemenang lainnya, karya Vladimir Kazanevsky dari Ukraina (Second prize), Constantin Sunnerberg dari Belgia (Third Prize), Giant Sugianto dari Indonesia (Mention 1), Zlatko Krstevski dari Macedonia (Mention 2) dan Nikola Listes dan Kroasia (Mention 3). Satu lagi  Kürsat Zaman dari Turki mendapat Special prize dari Anatolian Caricaturists Society.

"Kartun yang menang itu saya beri judul 'Transformation'. Sama dengan tema yang diusung," kata Arif.

Arif menjelaskan, karya tersebut merupakan visualisasi transformasi media cetak ke digital. Seorang ayah didampingi anaknya digambarkan Arif sedang menata buku. Buku-buku itu tampak menumpuk memenuhi ruangan yang kemudian disusun ke dalam rak berbentuk gawai.

"Yang lagi tren memang isu media digital. Saya tertarik untuk membuat kartun dengan isu itu," kata.

Bagi Arif, penghargaan tersebut sangat berarti baginya. Pria kelahiran Kudus 11 Mei 1989 itu memulai belajar menggambar kartun sejak tahun 2010.  Selama tujuh tahun belajar, baru kali ini karyanya menang lomba. Tahun lalu, karyanya hanya mentok sebagai finalis di Korea, China, Luksemburg, Belgia, Tunisia dan Turki.

Arif saat ini aktif belajar kartun bersama sejumlah kartunis yang tergabung di dalam Gold Pencil Indonesia. Selain sebagai komunitas, Gold Pencil juga sebagai lembaga yang bergerak di dalam pengembangan dan kajian kartun. Arif didapuk sebagai ketua di komunitas itu.

"Capaian ini jadi motivasi bagi saya agar lebih giat lagi. Juga buat teman-teman kartunis di Semarang agar tetap semangat menggambar," katanya. (*)